Dear wifey,
Rasanya senang tak terkira ketika wifey memutuskan dan langsung membeli tiket pulang. Insya Allah artinya kita akan menjalankan ibadah puasa bersama-sama. Mengutip beberapa email lalu, semoga bulan Ramadhan kita kali bisa menjalankan ibadah dengan sebaik mungkin dan menjadi nilai tambah bagi kita dari sisi pahala, kekhusyukan dan keberkahannya.
Saat sesi pulang nanti, wifey dilarang sibuk. Ga boleh masak, ga boleh cuci-cuci dan ga perlu setrika. Masalah masak, hubby yang akan gorengin telur :p, terus menyiapkan wortel mentah atau ketimun sebagai sayurnya. Untuk cuci baju itu juga urusan hubby. Seterika, hubby akan seterika satu baju sendiri setiap pagi. Bunda tugasnya hanya satu. BELAJAR.
Kalau perlu kita akan atur jadwal harian untuk bunda belajar. Hubby yang akan menjadi satpamnya. Skripsi bunda harus lekas tuntas sehingga kuliahnya juga bisa lekas selesai. Tak terbayang pasti bahagianya menyelesaikan studi master di saat suami baru bisa berangan-angan. Insya Allah ilmu yang wifey timba (semacam sumur), semoga barakah dan bermanfaat. Terkadang ada orang yang mencibir, ngapain sih perempuan sekolah tinggi-tinggi jika pada akhirnya cuma harus bertugas mengurus anak. Namun justru itu poinnya. Anak-anak berbakat tentunya adalah anak-anak yang dibesarkan oleh ibu yang cerdas dan berilmu. Semoga kelak anak-anak kita akan menjadi buah hati kebanggaan kita berdua.
Dear wifey, meski tanggal pulang bunda ternyata hanya dalam hitungan minggu, tapi kok rasanya lama ya. Seperti judul dear wifey email awal-awal itulah relativitas waktu. Tak sabar menanti untuk segera bertemu dan melakukan petualangan-petualangan seru lagi.
PS: I love you
No comments:
Post a Comment