Dear wifey,
This is the story of my first gadget. Hingga SMA setiap apa yang aku inginkan selalu berharap ke orang tua. Maklum pada waktu belum tahu caranya mencari uang. Hingga akhirnya kuliah dan mulai mengajar, sedikit-sedikit aku bisa punya uang sendiri. Gaji pertama aku saat mengajar adalah 25.000 per 90 menit. Tentunya di luar ongkos transportasi. Pernah satu waktu aku punya uang hampir satu juta rupiah dari mengajar.
Dari uang mengajar itu sebagian aku simpan untuk membeli hal-hal yang aku inginkan. Sebagian besar terkadang beli buku dan yang lain untuk membeli komputer dan juga perlengkapannya. Ada satu waktu yang dari dulu sekali ingin aku punya pada waktu itu. MP3 player. Pada masa itu handphone sudah banyak dipakai orang, tapi teknologi masih sangat terbelakang dibandingkan dengan sekarang. Untuk hp yang bisa memutar musik harganya benar-benar sangat mahal.
Kebutuhan untuk MP3 adalah untuk menemani perjalanan aku. Komuter hampir 2 jam sejalan benar-benar waktu yang lama. Seringkali aku tidur, membaca atau hanya bengong. Karena sejak dulu aku suka musik, aku ingin punya MP3 player portable yang bisa aku bawa dan mainkan lagu yang aku mau.
Akhirnya setelah menabung, aku membeli benda yang sangat aku inginkan itu. Pada masa awal keluarnya, MP3 player adalah barang yang sangat mahal. Yang aku beli adalah merk cina dengan kapasitas hanya 128 MB dan berharga hampir 400.000 rupiah di tahun 2004-2005. Aku beli ke Mangga 2 pada waktu itu. Dari kampus ke mangga 2 kami cukup sekali naik bus hantu. Sering disebut bus hantu karena bus itu adalah Mayasari nomor 905. Jika angkanya dibaca seperti huruf nanti akan terbaca seperti kata "GOS" yang terdengar mirip dengan kata "Ghost".
Sejak punya MP3 player rasanya dunia lebih berwarna. Langsung aku masukan musik-musik favoritku ke sana. Dengan kapasitas 125 MB kurang lebih aku bisa memuat 20 lagu. Pada waktu itu yang banyak masuk adalah lagu-lagunya rock alternatif seperti radiohead. Dan juga yang lama bertahan di player itu adalah lagu-lagu Jepang kesukaanku. Si MP3 ini pun multi fungsi, selain untuk music player juga untuk file storage tugas-tugas kuliah untuk di print ke rental printer.
Ada satu momen tersedih dari si MP3 ini. Masa ketika tutup si MP3 ini hilang. Playerku ini memiliki tutup plastik di ujung USB konektornya seperti beberapa model USB flash disk. Jika tidak hati-hati tutup ini rawan hilang. Sebenarnya tak ada fungsionalitas di tutup USB ini. Tanpa tutupnya MP3 pun tetap berfungsi tanpa masalah. Namun dari sisi estetis jadi terlihat jelek. Jadi sebaik mungkin aku selalu berupaya berhati-hati agar jangan sampai tutup USB MP3 kesayangan ini hilang. Setelah beberapa kali hampir hilang aku selalu berhasil menemukannya lagi. Hingga satu hari ketika naik 56 dari Cileungsi ke UKI saat berangkat kuliah, saat turun di UKI aku terhenyak ternyata tutup MP3 aku sudah raib. Nampaknya jatuh ketika turun dari 56. Pada waktu itu terkadang saat UKI sangat macet, para penumpang turun dari 56 sejak masih di daerah exit tol. Aku waktu itu sudah berjalan hampir ke depan kampus UKI. Aku pun langsung berjalan balik dan menyusuri tempat aku tadi berjalan datang. Aku perhatikan baik-baik setiap sudut trotoar, tanah, aspal tempat tadi seingat aku lewat. Hingga aku pun berjalan lagi balik ke exit tol uki yang dari arah Bogor. Setelah hampir setengah jam mencoba mencari tutup plastik hitam yang berukuran sekitar 2 jempol, akhirnya aku menyerah. Sejak hari itu MP3 itu sudah tak bertopi lagi. Bagaimana pun perangkat hitam kecil itu pernah menemani aku ke mana-mana.
Hingga sekarang seharusnya ia masih ada di Jonggol. Terakhir aku wariskan ke Thia. Sempat ia pakai beberapa tahun hingga akhirya Thia pun punya HP yang ada MP3 nya. Sedikit curhatan kosong di malam hari.
PS: I love you
No comments:
Post a Comment