Dear Bunda,
Terkadang aku sering bertanya dalam hati. Apakah arti bahagia itu? Secara dangkal mungkin kebanyakan manusia sering mengasosiasikan kebahagiaan dengan materi(Btw sepertinya kok aku pernah bahas ini ya? :p). Hal tesebut tidak sepenuhnya salah namun tidak benar seratus persen juga. Aku jadi ingat, entah petikan biasa atau hadis yang kira-kira isinya adalah "manusia itu hanya membutuhkan sesuatu yang cukup mengenyangkan perutnya saja di saat makan. Di luar itu semua hanya nafsu belaka." Jadi setelah kebutuhan dasar untuk makan terpenuhi sebenarnya itu sudah lebih dari cukup. Dalam kehidupan sosial modern mungkin kita akan tambah sandang dan papan. Pangan saja tidaklah cukup. Sandang, pangan dan papan inilah kebutuhan primer dari manusia. Di luar itu hanyalah keinginan dan terkadang nafsu belaka. Berbicara tentang kebutuhan primer pun terkadang tidak ada ukuran yang saklek. Pangan seperti apa? Makan daging setiap hari? Untuk ini mungkin kita bisa merujuk pada pelajaran SD, 4 sehat 5 sempurna. Haha. Untuk sandang mungkin patokannya cukup yang bersih dan menutup aurat. Untuk papan mungkin patokannya adalah rumah yang tentram, nyaman untuk belajar dan beribadah, meski mungkin ada masanya harus diawali dengan mengontrak. Di luar semua patokan dasar sisanya biasanya adalah nafsu. Tak ada larangan untuk punya pakaian bagus dan rumah mewah selama didapatkan dari jalan yang baik. Aku jadi ingat sebuah petikan, "genggamlah dunia di tanganmu namun jangan taruh di hatimu."
Berbicara mengenai kebutuhan manusia tidak akan terlepas dari kemungkinan hati untuk membanding-bandingkan. Ada kalanya manusia awam sering melihat manusia lain dalam kehidupannya. Tetangga punya mobil bagus, ingin rasanya punya yang sama. Teman punya rumah mewah, ingin hati juga untuk memiliki. Sahabat punya pekerjaan mapan ingin juga rasanya punya yang sama. Keinginan-keinginan tersebut tidak masalah jika dijadikan sebagai motivasi. Yang salah adalah jika kemudian timbul iri dan dengki. Aku jadi ingat petikan lain yang lucu "senang lihat orang lain susah dan susah melihat orang lain senang." Semoga kita tak seperti itu. Pelajaran berharga yang ingin aku bagi di email ini adalah selalu bersyukur. Jika ingin sesuatu berusahalah dengan sungguh-sungguh. Jika belum dapat harus bersabar dan tetap bersyukur. Jika bisa dapat, bersyukurlah dan jangan sombong. Btw, sebenarnya ini pengingat untuk diri aku sendiri juga.
Semoga keluarga liliput kita ini bisa menjadi keluarga yang selalu bersyukur.
PS: I love you
No comments:
Post a Comment