Dear Bunda,
Saat shalat aku ga sekedarnya kok. Aku juga shalat bukan sekedar karena disuruh bunda. Aku shalat karena memang shalat. Lagi pula aku ingin berusaha untuk istiqamah. Jika dalam beberapa hari ini kadar semangatnya benar-benar menurun itu karena sisi manusiawi aku muncul. Manusia itu tidak flat. Kadang naik kadang turun. Kadang semangat kadang tak semangat. Kadang senagn kadang sedih. Aku pun biasanya akan tidak shalat sunah jika memang benar-benar malas. Seperti tadi pagi misalnya. Aku juga sadar, berhenti berdoa setelah merasa doanya belum dikabulkan adalah hal yang salah. Hal yang baik itu harus sedikit "dipaksa" untuk dibiasakan.
Sebenarnya aku tak mau sisi lemah aku ini terlalu terlihat, apalagi di depan istri aku. Namun setiap kali bunda bertanya apa ada yang mau aku ceritakan, sering membuat aku akhirnya menjadi seperti ember bocor. Aku tak bisa tidak cerita pada bunda jika diminta. Namun aku malah menjadi semakin malu. Semakin terlihat betapa aku ini tidak persisten. Mudah kalah dan mudah menyerah. Secara teori aku ingin tidak mudah menyerah. Secara teori aku ingin terus mencoba berkali-kali dengan berbagai strategi untuk menggapai apa yang aku mau. Namun pada praktiknya tidak semudah itu. Satu pikiran negatif dengan mudahnya menarik semua hal menjadi negatif. Aku sedang berusaha untuk mengalahkan itu.
Beruntunglah aku punya bunda yang tak pernah berhenti memberi semangat dan cerita. Aku jadi semakin malu lagi, sebab berkali-kali disemangati masih sering tak mengena. Insya Allah meski akan memakan sedikit waktu aku ingin semangat lagi. Aku ingin selalu membuat bunda bangga.
PS: I love you
No comments:
Post a Comment