Dear Bunda,
Hari ini hubby sedikit kehabisan bahan cerita. Tiba-tiba hubby jadi ingat pengalaman saat masuk NFS.
Tahun 2009 akhir project di kantor pertama aku untuk client Hutchison Three semakin carut marut. Project manager kabur dan banyak staff yang tua-tua pada resign. Bahkan salah satu staff juga kabur menghilang. Akhirnya pada waktu itu tinggal aku dan Yoki yang masih tinggal. Tak lama dari itu Yoki pun cerita jika sudah dapat offer baru lagi. Jadi artinya jika Yoki keluar tinggal aku sendirian di project itu. Tak lama Yoki pun keluar dan tak lama dari itu masuk seorang junior programmer. Junior programmer malang. Sebab saat itu aku sudah iseng submit lowongan ke beberapa company lewat jobsdb. Malang karena dalam sofrware company si programmer junior itu ibarat masuk lubang buaya. Adalah hal yang berbahaya bagi seseorang kurang pengalaman masuk ke project yang gagal. Untuk memahami mendalam project software itu butuh waktu. Sementara project yang sudah telat biasany tidak mentoleransi waktu lebih untuk semakin telat. Programmer ada di dasar rantai makanan yang paling enak digencet.
Kita tinggalkan kisah si programmer junior dan kita dengar kisah programmer junior yang sudah naik kelas dengan menyandang title programmer senior. Pada saat keluar kantor lama aku dapat 2 offer. Satu di PT Sigma Cipta Caraka yang kantornya di German Center dan yang kedua di NFS. Aku akhirnya mengambil posisi di NFS. Sebab mereka tidak menego gaji lagi dan kantornya sangat enak. Ada di pusat di Sudirman dan di gedung yang sangat bagus Sampoerna Strategic Square.
Sekitar beberapa hari setelah posting lamaran aku langsung ditelpon untuk wawancara. Interview pertama aku di wawancara oleh Mas Tedy Kiswanto dan Mas Rudi Adianto. Dua orang itu ga bersaudara kok meski namanya sama-sama berujung To. Mas Tedy itu chinese dan Mas Rudi itu orang Suroboyo. Oh ya lucunya dua orang yang mewawancarai aku itu dua-duanya lulus (baca: resign) dari NFS. Bahkan kelak mas Tedy sampai maaf maaf ke aku karena merasa sudah menjebak aku masuk NFS. Kelak kemudian aku baru tahu di NFS turnover ratenya sangat tinggi. Dalam satu tahun bisa 12 hingga 20 orang yang keluar masuk. Padahal secara umum bosnya nice meski terkadang ada yang nyentrik. Coleaguenya juga semua sangat menyenangkan.
Berlanjut ke wawancara kedua aku diwawancarai oleh dua big bos NFS. Frank van Gelder dan Peter Serhalawan. Dua-duanya orang Belande. Aku ingat betapa deg-degannya waktu itu pertama kali diwawancari oleh bule. Jika tak salah ingat wawancara lebih dari 30 menit nampak betapa seriusnya mereka mencari orang. Bahkan salah satu filter CV di NFS adakah IPK harus lebih besar dari 3.5.
Akhirnya awal Februari aku masuk NFS setelah sedikit ditahan di kantor lama karena tidak ada orang.
Oke itu sedikit share di pagi ini. Hubby sudah sampai kantor.
PS: I love you
No comments:
Post a Comment