Dear Bunda,
Beberapa hari allu aku membaca The Alchemist fulisan Paul Coelho. Aku selesai membaca dalam beberapa jam saja. Aku sedang punya misi untum lebih banyak membaca untuk membuka cakrawala dan menghaluskan bahasa (halah).
The Alchemist adalah kisah seorang penggembala bernama Santiago dalam mengejar mimpinya. Bahkan keputusannya untuk menjadi gembala adalah usaha ia dalam mewujudkan mimpinya ketika justru kebanyakan orang dekatnya ingin Santiago menjadi orang lain. Namun Santiago ingin menjadi dirinya sendiri.
Satu hari Santiago bermimpi. Ia mendapat wangsit mengenai harta karun di Mesir. Meski terdengar tak masuk akal, Santiago tak pernah menyerah dalam mengejar apa yang ia impikan. Apalagi sebenarnya apa yang ia impikan itu adalah sesuatu yang belum pasti. Kelak ia harus melalui banyak ujian serta masa yang panjang dalam perjuangannya. Tapi Santiago tak pernah menyerah. Justru ia tanpa henti terus belajar dan bersabar.
Satu hal yang menarik ada beberapa nilas filosofis Islam yang diselipkan dalam cerita The Alchemist padahal Paul Coelho adalah seorang katolik. Di salah satu bagian buku Santiogo bekerja pada seorang penjual kristal. Penjual kristal itu punya mimpi sejak lama untuk naik haji. Namun ia masih belum mampu. Setelah Santiago bekerja di toko kristal tersebut bisnis pun berkembang pesat. Setelah punya uang lebih dari cukup untuk naik haji si pemilik toko kini berkilah ia tak punya waktu untuk naik haji karena ia harus mengurus tokonya. Berbeda dengan Santiago si pemilik toko tidak persisten dengan mimpinya.
Salah satu inti pesan dari The Alchemist adalah bahwa kunci kebahagiaan itu ialah melakukan apa pun yang benar-benar kita suka dan benar-benar sesuai hasrat kita. Entah menjadi guru, menjadi penggembala atau mencari harta karun seperti Santiago. Wallahualam.
PS: I love you
No comments:
Post a Comment