Dear Bunda,
Pagi ini saat ayah terbangun (masih dalam keadaan teler) ayah sedih sekali. Ayah sudah merasa berlaku egois pada bunda. Kalah oleh rasa kantuk dan lemas dibandingkan memanfaatkan momen berharga bersama bunda. Maafkan aku ya sayang, sejak selasa kemarin benar-benar ignorant dan lebih memilih tidur dari pada bercengkrama dengan bunda. Tak tahu kenapa sejak kemarin metabolisme tubuh nampaknya sedang tak terlalu benar. Padahal tak melakukan kegiatan apa pun yang menghabiskan tenaga. Namun lemasnya rasanya bukan kepalang. Kemarin dan tadi dini hari misalnya. Ngantuk luar biasa sekali. Meski pun tadi aku bisa menguatkan diri untuk shalat, ba'da shalat aku pun tidur lagi hingga saat jam shubuh bunda membangunkan aku lagi. Ba'da shubuh kembali aku ngantuk tak tertahan. Maafkan aku sayang. Maaf sejuta maaf. Insya Allah aku akan lebih berupaya tidak secuek itu terhadap bunda. Namun sayangku, tak ada sedikitpun kesengajaan dari itu semua.
Bunda, ayah sedikit tergelitik untuk berpikir dari pertanyaan yang semalam bunda lempar. Kita memang terbiasa jauh. Bahkan semenjak menikah, sebenarnya kita lebih banyak berjauhan dari pada berdekatan. Meski dari dulu aku sering bilang, biarkan fisik kita jauh namun hati akan terus saling berpelukan. Semalam bunda bertanya, jika terbiasa jauh akankah kita tetap akur saat dekat? Jawabanku adalah Insya Allah kita harus selalu akur dan rukun. Tentu saja akur dan rukun itu tidak akan datang dengan sendirinya. Terlebih lagi kita sadar betul keunikan dari watak kita masing-masing. Tapi aku percaya kita bisa melaluinya bersama. Aku juga tak pernah putus berdoa untuk kemaslahatan rumah tangga liliput kita ini. Apalagi bunda memiliki kesabaran yang teramat besar dan kelembutan hati yang terhingga yang mana itu semua sering membuat aku malu terhadap egoisme yang lebih sering aku pelihara. Aku ingin selalu menjadi suamimu selamanya. Aku ingin menjadi suami yang membuat bangga bunda. Aku juga ingin menjadi ayah yang akan membuat anak-anak kita selalu bangga. Aku ingin selalu ada di samping bunda. Aku ingin selalu menjaga bunda. Aku selalu sayang bunda.
Di 6 bulan lebih 11 hari pernikahan kita, semakin waktu aku semakin sadar, bahwa rumah tangga itu banyak pahit manisnya. Beda dibanding saat pacaran. Namun bersama bunda selalu lebih banyak manisnya. Selalu banyak hal indah dan selalu banyak hal menyenangkan. Bersama bunda aku ingin membuat rumah tangga kelaurga liliput kita ini akan selalu manis.
Bunda aku pengen countdown minggu. Insya Allah dalam waktu yang sebentar lagi kita akan ketemu. Nanti jemput ayah ya di Frankfurt. Ayah akan berusaha untuk ga banyak tidur saat kita bersama nanti. Ayah ingin selalu menjaga bunda.
PS: I love you
No comments:
Post a Comment