Dear Bunda,
Pagi itu indah. Setelah shubuh aku tidak mengantuk seperti biasa. Aku keluarkan si merah lalu jalan-jalan pagi (di atas motor). Udaranya masih sangat segar. Matahari masih bersinar lembut. Menurut pelajaran IPA jaman SD, matahari pagi itu sangat sehat.
Ada banyak hal yang bisa dilihat pada pagi hari di kampung. Kesibukan orang-orang. Ada yang berangkat ke pasar, ada yang berangkat kerja ke pabrik, tukang ojek yang sibuk mondar-mandir mengantar jemput penumpang, beberapa perempatan pun terkadang macet karena banyak angkot mengantri mengetem. Aku menjadi dejavu masa-masa dulu. Saat jaman sekolah. Saat kuliah. Saat awal-awal kerja ketika masih PP dari Jonggol. Masa-masa itu aku tak pernah terpikir kelak akan bertemu wanita luar biasa seperti bunda.
Setelah puas berjalan-jalan pagi (di atas motor), aku jalan kaki untuk membeli nasi uduk. Jalan menuju warung nasi uduk becek lumpur karena semalam hujan. Aku tak rela si merah kotor :p. Sepanjang jalan orang-orang tersenyum dan saling menyapa. Indahnya kampung. Sepulang beli makanan aku tersenyum melihat anak sekolah yang berhenti berjalan ketakutan. Jika pernah baca buku laskar pelangi, ada salah seorang anggota laskar pelangi yang saat sekolah harus menunggu buaya lewat, karena ia tinggal di kampung terpencil. Nah, aku tersenyum saat melihat anak sekolah tadi pagi. Dia berhenti berjalan karena di depan kami ada seekor angsa galak yang sedang berkoak-koak. Aku pun mencoba sok berani mengusir angsa tersebut meski dengan sedikit ngeri juga. Untung angsanya mau pergi. Dulu aku juga pernah dikejar-kejar sekelompok angsa saat hendak berangkat sekolah. Indahnya pagi. :)
Pada saat yang bersamaan aku teringat bunda. Di mana ya bunda saat masa aku sekolah? Saat masa aku kuliah? Kenapa kita tak bertemu dari dulu? Aku juga sedikit memproyeksikan diri ke masa depan. Di mana ya nanti kita akan membangun rumah kita? Apa ya yang akan kita lakukan di pagi hari? Bersepada tandem? Jogging? Atau sekedar jalan-jalan pagi sambil mendorong stroller dengan baby kita di atasnya? Akan menjadi pagi yang indah.
Pagi ini aku mengupdate status facebook. I am falling in love. Setiap pagi aku selalu jatuh cinta pada bunda. Aku selalu rindu bunda. Aku ingin bisa segera bertemu bunda di Jerman. Menyambut pagi yang indah. Menikmati hari yang cerah, baik dingin maupun panas. Sambil merancang masa depan.
Dulu aku pernah bertanya, jika setiap hal itu ditetapkan oleh Allah, apa gunanya kita berikhtiar dalam berencana? Seorang sahabatku menjawab dengan diplomatis: agar kita tahu bahwa Allah itu selalu punya rencana yang jauh lebih indah. Pada awalnya aku tak mengerti dengan jawaban itu. Namun setelah coba sok mengerti aku bisa paham juga. Ikhtiar, doa dan tawakal. Tak ada ikhtiar dan doa yang tertolak. Ada juga yang tertunda atau terganti dengan sesuatu yang lebih baik. Meski kita merencana A, namun bisa jadi Allah justru memberi kita A++. Hingga akhirnya kita tahu bahwa benar adanya Allah punya rencana yang jauh lebih baik. Satu hal lagi Allah itu mengikuti sangkaan hamba-hambaNya. Jadi aku pun terus belajar untuk bersangka baik pada Allah sehingga sangkaanku tersebut bisa menjadi sesuatu yang nyata.
Bunda, aku tak sabar untuk selalu bisa menyambut pagi bersamamu. Di mana pun itu asalkan selalu bersamamu.
PS: I love you
No comments:
Post a Comment