Dear Bunda,
Tiba-tiba aku jadi teringat jalan bendi. Tiba-tiba aku jadi teringat tempat-tempat makan di sekitaran tanah kusir. Tiba-tiba aku jadi teringat Ganci dan PIM, dua mall yang paling sering kita datangi. Tiba-tiba aku teringat portal yang selalu tertutup jam 12. Tiba-tiba aku kembali tersadar bahwa aku sangat rindu bunda. Dan hari ini baru sekitar 1 bulan 3 minggu sejak kita berpisah lagi. Terlama berpisah sejak kita kenal. Sehingga ketika aku suka bercanda bilang lupa cara mencium bunda misalnya, seakan itu memang benar. Sudah 1 bulan 3 minggu sejak aku mencium bunda.
Selalu ada hikmah dari setiap kejadian dan ketetapan. Itu adalah hal yang selalu aku coba pegang. Namun aku suka tersesat saat mencari hikmah dari perpisahan kita ini. Apakah ini semacam training? Training mencintai agar semakin terlatih untuk benar-benar mencintai? Apakah agar aku bisa bekerja dan menabung untuk membelikan bunda rumah yang indah? Namun bagaimana menabung jika hari Jumat ini akan menjadi hari terakhir aku kerja? Aku harus segera pindah ke tempat baru untuk menyambung impian menabung itu.
Tadi pagi saat bunda manja-manja agar aku bisa datang menemui bunda, aku benar-benar ingin segera terbang ke Jerman. Jika aku punya suite Iron Man aku pasti akan terbang sedari tadi juga. Meski tak punya suite Iron Man tapi jika punya tabungan lebih, aku pasti akan segera apply Visa dan akan pergi ke Jerman untuk 3 atau 4 minggu sebelum masuk kerja ke tempat baru atau sebelum berangkat lagi untuk kuliah dari beasiswa. Pagi ini semua keinginan itu harus sedikit dipendam lagi sambil menebak-nebak lagi apakah ada hikmah lain dari perpisahan kita?
Seperti surat aku beberapa hari lalu, 2 minggu hingga akhir Mei akan menjadi momen penentuan yang agak medebarkan. Semoga Allah memberikan yang terbaik untuk kita.
Aku baru saja dari Tampines. Seketika keluar stasiun aku langsung teringat bunda. Seriuously I really want to drop my tear because I really miss you.
Aku selalu berharap ada kejaiban yang menerbangkan aku ke Jerman beberapa minggu lagi. Stay in distance with you is a pain. But I have to keep strong. Aku pun terus tak sabar menanti hikmah indah dari semua cerita ini.
PS: I love you
No comments:
Post a Comment