Dear Bunda,
Aku ingat sebuah cerita. Pada suatu masa ada dua orang wanita memperebutkan seorang bayi. Entah bagaimana awal perkaranya masing-masing wanita tersebut merasa ia adalah ibu si bayi tersebut. Mereka pun bertengkar mulut bahkan hampir saling menyerang secara fisik. Hingga akhirnya di tengah pertengkaran yang sudah dikerumuni banyak orang tersebut majulah seorang pria. Ternyata ia adalah raja dari kerajaan tersebut. Sang raja pun menengahi dan mulai bertanya perkara apa yang tengah terjadi. Berbicaralah kedua perempuan tersebut dan masing-masing bersikukuh merasa bayi itu adalah anaknya. Kemudian raja diam sejenak sambil berusaha menenangkan dua wanita itu. Lalu tiba-tiba raja berkata sesuatu yang sulit dipercaya. Jika kalian sama-sama bersikeras mengapa tidak kalian potong saja bayinya menjadi dua? Dua wanita itu kembali ribut dan bertengkar. Hingga akhirnya salah satu berteriak, baiklah potong saja ujarnya nampak sangat gelap mata. Entah dapat dari mana tiba-tiba raja sudah memegang pedang yang sangat panjang dan siap memotong anak bayi tadi menjadi dua. Saat satu wanita yang tadi berteriak potong saja terlihat menggila dan kesetanan, tiba-tiba wanita yang satu berteriak. Sudah!! Tidak!! Jangan lakukan itu. Berikan saja bayinya pada wanita itu. Ujarnya sambil terisak-isak. Raja pun tersenyum. Pada akhirnya bayi tersebut justru diserahkan pada wanita yang mengalah itu. Cerita ini pernah aku dengar di satu waktu. Namun yang aku tulis di sini benar-benar aku tulis ulang sendiri.
Cerita kedua. Cerita yang cukup populer seharusnya. Sebelum menjadi pelawak OVJ, Andre Taulani pernah bermain di film yang cukup bagus. Kiamat sudah dekat. Di film itu Andre adalah rocker gemblung yang hedon namun ia jatuh hati pada seorang ukhti anak seorang ustadz. Jatuh cinta itu akhirnya menjadi momen baginya untuk bertobat dan belajar agama. Prosesnya panjang sekali mulai dari mengaji, shalat dan hal-hal yang mendasar. Namun ia jalani semuanya itu dengan tekun. Meski sekilas tampak motivasinya bukan karena Allah, namun lambat laun justru dengan dasar cinta tadi itu akhirnya ia mendapat hidayah. Pada akhirnya satu waktu datanglah seorang pria kenalan ustadz ayah si wanita tadi dari Mesir. Ternyata pria ini sangat pandai agama dan bahkan bahasa arabnya fasih. Ternyata ia ingin melamar gadis itu. Di saat yang sama sang rocker langsung merasa tak layak. Sang ustadz pun sebenarnya tahu bahwa pria rocker itu memang mencintai anak perempuannya dengan tulus. Sang ustadz menyadari ini karena sang pria rocker itu belajar agama padanya.
Akhirnya sang pria lulusan mesir dan pria rocker itu dipertemukan. Sang ustadz pun bertanya siapa yang merasa paling patut menikahi anaknya. Tentu saja sang pria lulusan mesir langsung berbicara panjang lebar. Mengenai ilmu agamanya yang luas dan kelebihan-kelebihan yang ia punya. Sang pria lulusan mesir berusaha meyakinkan calon mertuanya itu bahwa ia adalah kandidat terbaik untuk menyunting anak sang ustadz. Ustadz tersenyum sambil memanggut-mangut. Gilirang pria rocker yang berbicara. Ia hanya berucap terima kasih pada ustadz atas kesempatannya untuk belajar agama. Kesempatannya sehingga bisa terbuka hati dan mendapat hidayah. Ia juga mengatakan sangat mencintai putri ustadz tersebut. Ia juga berjanji akan terus memperdalam ilmu agamanya. Namun tiba-tiba ia berucap, bahwa ia sadar dirinya masih banyak kekurangan, dirinya punya masa lalu yang tak baik, tak punya dasar agama. Pria rocker itu pun akhirnya mengatakan meski ia mencintai putri sang ustadz, namun ia ikhlas untuk mengalah. Sebab ia merasa sang putri ustadz lebih layak bersanding dengan pria lulusan mesir tadi. Sang ustadz tersenyum. Akhirnya ia menikahkan anaknya dengan pria rocker itu.
Tentu saja dua cerita tersebut adalah sesuatu yang terlalu dangkal untuk terjadi di dunia nyata. Sabar dan ikhlas adalah dua hal yang mudah diucap, namun sangat sulit untuk benar-benar dilakukan dengan tulus. Semoga ada kekuatan bagi kita untuk benar-benar bisa menerapkan nilai-nilat tersebut benar-benar dari hati. Tak mudah untuk sabar dan terkadang tak mudah untuk ikhlas. Jadi harus benar-benar belajar.
PS: I love you
No comments:
Post a Comment