Dear wifey,
Berubah itu mudah. Memulai itu juga mudah. Yang sulit itu adalah untuk tetap istiqamah dan konsisten tanpa kecuali.
Kemarin aku seharian keliling Jakarta dan Bekasi. Alhamdulillah wifey mengingatkan hubby untuk pake mobil. Tak terbayang jika mondar-mandir sedemikian jauh naik motor. Mungkin karena hubby sudah tak muda lagi. :p
Bedanya dari jalan-jalan biasanya, tak ada wifey yang suka tertidur-tidur hingga terantuk-antuk di bangku depan. Kemarin Thia yang menemani sambil nyrocos bercerita sepanjang jalan.
Aku kangen saat pergi bareng-bareng wifey. Aku kangen saat memegang tangan wifey sambil nyetir. Aku kangen menggenggam tangan wifey saat naik motor sambil memijit-mijit paha wifey agar wifey tak tertidur.
Setelah kemarin seharian keliling sana keliling sini, hubby sampai rumah lewat tengah malam. Setelah bercengkrama sejenak dengan keluarga aku masuk kamar. Kemudian kita pun skype melepas rindu sebentar. Sekitar jam 2 aku tidur.
Sebenarnya semalam aku memang tak berniat bulat kuat untuk sholat malam. Sehingga ketika wifey membangunkan, aku lemas seperti habis ditimpa gajah. Padahal jika memang sudah berniat, hal apa pun idealnya tak menjadi halangan. Terima kasih sayangku, dengan berbagai cara kamu masih berusaha membujukku untuk shalat malam. Dengan caramu yang selalu lembut dan penuh perhatian. Namun sayang setan semakan mengeratkan selimutku dan membuat aku terlena kenyamanan. Masih ingatkan cerita tentang surat Al Muzzamil, orang-orang yang berselimut. Bangun tengah malam untuk beribadah adalah hal yang sulit. Sejenak ketika kita punya hajat mungkin hal itu bisa dilakukan dengan mudah. Namun terus mempertahankan tanpa alasan tidaklah gampang. Aku gagal untuk istiqamah semalam. Dengan alasan kelelahan yang tidak bisa menjadi alasan. Bahkan pada hari yang sama aku terlambat mengirim surat kangenku pada wifey. Dan surat ini pun semakin terlambat untuk dikirim hari ini. Aku sedih gagal untuk disiplin dan istiqamah.
Seorang muslim idealnya bisa menjadi orang paling sukses dan maju di permukaan bumi jika menerapkan nilai-nilai islamnya dengan sebaik mungkin. Salah satu nilai yang punya kontribusi dalam kesuksesan adalah disiplin dan istiqamah. Kita dilatih nilai tersebut dengan 5 waktu shalat. Kita harus istiqamah shalat, sebab sekali saja meninggalkan shalat akan menjadi dosa yang besar. Kita juga harus disiplin dalam shalat sebab shalatn itu ada waktu-waktunya. Dengan shalat secara benar seharusnya kita semakin terbiasa menerapkan nilai-nilai kedisiplinan dan keistiqamahan dalam hal lain. Misalnya dalam belajar, mengerjakan tugas, keinginan menulis buku, belajar bahasa, dan sebagainya. Namun inilah sebagian besar dari kita yang hanya menjadikan nilai-nilai luhur agama sebagai perhiasan di permukaan dan belum terlalu meresap dalam hati.
Aku ingin bisa istiqamah dalam ibadah. Aku ingin disiplin dan istiqamah untuk terus menulis surat-surat kangen pada wifey.
Tunggu aku di salah satu kota di Eropa pada bulan September. Di mana aku ingin melepas kangen yang tertumpuk yang dalam sementara waktu hanya tersalurkan dari beberapa paragraf surat kangen yang akan terus aku kirim setiap hari.
PS: I love you
No comments:
Post a Comment