Dear wifey,
Pagi ini aku tidak punya topik spesifik. Bahkan saat jari aku mulai mengetik, aku masih belum tahu mau bicara apa. Jadi ini semua adalah kata-kata yang benar-benar mengalir secara spontan dari hati. Oke baiklah, sepertinya aku sedikit mulai teringat sebuah hal yang semoga menarik dan indah untuk dibicarakan.
Jarak dalam kebanyakan hal adalah hal yang sangat pahit. Apalagi jarak untuk sebuah cinta. Aku tak mau mendefinisikan cinta. Banyak orang sudah melakukannya dan semua punya definisi yang berbeda-beda. Untuk aku cinta adalah kehangatan, perhatian untuk saling mengingatkan dalam kebaikan, keinginan untuk saling melengkapi sambil memaklumi kekurangan pasangan kita dan yang terutama cinta adalah media bagi kita sepasang manusia untuk menggapai ridha dari Tuhannya. Mungkin aku mulai terlalu banyak menyebut kata Tuhan. Mungkin aku sudah mulai cenderung seperti seorang tukang khutbah. Tapi entahlah, aku merasa tidak ada apa-apanya tanpa Tuhan. Orang-orang Atheis sering bilang Tuhan itu adalah pelarian bagi orang-orang lemah. Namun, aku justru berpikir dengan keyakinan terhadap Tuhan kita bisa mencapai apa pun yang kita mau. Tuhan adalah tempat harap dan tempat mengadu saat manusia memang hampir tak terhindar dari membuat dosa.
Salah satu doa yang belakangan sering aku panjatkan adalah "Ya Allah mohon bimbing kami dalam memelihara rasa cinta yang abadi antara kami dengan tujuan mendapatkan ridha Mu". Tak ada yang lebih berharga dari sebuah keridhaan. Rasa cinta biasa tak ada gunanya tanpa sesuatu yang hakiki. Maka dari itu ridha adalah sebuah tujuan hakiki yang selalu aku harapkan untuk menjadi pengabadi bagi cinta kita. Aku selalu ingin menjadi suami abadimu dan aku ingin wifey menjadi istri abadiku. Seperti yang pernah aku bilang bahkan aku tak mau menukarmu dengan 1000 bidadari sekalipun. Terdengar seperti membual, namun itu dari hatiku.
Dear wifey, jarak itu pahit. Jarak membuat aku tak dapat memelukmu saat rindu. Jarak memustahilkan hidungku mencium aromamu yang selalu menenangkan. Namun, tak pernah pula aku berburuk sangka atas rencana Tuhan. Allah selalu punya hikmah indah dari setiap rencananya. Aku yakin termasuk momen berjarak antara kita dalam beberapa bulan ke depan. Semoga aku bisa segera menyusulmu ke sana. Seperti yang pernah aku bilang, jaraklah yang justru membuat kita berlatih untuk mempunyai rasa cinta yang sangat besar sehingga saat kelak kita tak berjarak lagi, kita akan terbiasa terus mencintai dengan rasa cinta yang besar. Aku sadar dan benar-benar maklum atas sedikit ketakutan yang kamu ungkapkan di skype tadi. Terkadang sesuatu terasa berharga saat tak ada. Manusia akan saling romantis saat jauh. Namun biasanya semua akan mulai hambar saat manusia itu saling berdekatan lagi akan sering membalap ego dan amarah. Aku ingin mendobrak kebiasaan! Insya Allah aku tak akan seperti itu. Seperti yang tadi aku katakan juga, aku ingin lebih dewasa. Aku ingin lembut selalu pada anak istriku. Aku ingin terus mencintaimu dengan rasa cinta yang besar saat jauh dan akan mencintai dengan rasa cinta yang jauh jauh lebih besar saat kau dekat. Berbicara itu memang gampang. Namun aku akan berniat bulat dan berikhtiar untuk membuktikan kata-kataku.
Harap adalah doa. Aku tak akan pernah berhenti untuk berharap semoga cinta kita benar-benar dapat membimbing kita menggapai ridha Illahi. Tunggu aku di Ilmenau, di satu hari di bulan September tahun ini. Aku akan memelukmu dengan pelukan terhangat dan tak kuasa untuk melepaskanmu. Aku akan mencintaimu terus dengan rasa cinta yang besar. Sebab aku selalu percaya, Allah selalu punya hikmah indah dalam setiap rencana dan ketetapannya.
No comments:
Post a Comment